
Silika produksi semen berkelanjutan, mungkin cukup membingungkan para pembaca karena sebagian besar kita masih awam akan material bangunan.
Akan tetapi, kebutuhan untuk segera mencarikan solusi perubahan iklim yang semakin cepat karena emisi gas CO2 harus mendapat perhatian.
Tidak lain adalah terkait produksi semen mortar khususnya, yang sebagian besar bahkan seluruhnya, masih menggunakan bahan baku yang tinggi emisi.
Hal ini dapat kita temukan dalam proses produksi semen, yang senantiasa menggunakan bahan-bahan tergolong pozzolanic materials. Silika produksi semen berkelanjutan
Apa itu pozzolanic materials? Silika produksi semen berkelanjutan
Pozzolanic material adalah bahan hasil dari proses produksi dengan penggunaan energi besar, umumnya pembakaran, sehingga menghasilkan limbah dalam bentuk lain.
Intinya adalah, semen sendiri sudah menerapkan konsep, recycle, yang artinya, bahan baku utama semen sendiri adalah limbah dari aktivitas industri. Silika produksi semen berkelanjutan
Namun, masalahnya adalah, aktivitas industri yang meninggalkan jejak karbon tinggi, tidak dapat berlangsung terus menerus dengan adanya ancaman perubahan iklim.
Sehingga, secara tidak langsung, produksi semen, khususnya mortar, harus beralih kepada penggunaan bahan baku yang tidak berasal dari limbah produksi.
Jawabannya adalah penggunaan pasir silika berukuran sangat halus, sehingga dapat menggantikan pozzolanic materials yang selama ini menjadi bahan baku utama.
Sebelum membahas tentang bagaimana pasir silika berpotensi menjadi bahan baku alternatif, kita perlu ketahui terlebih dahulu apa itu semen mortar.
Produksi Semen Mortar, Tantangan Berkelanjutan dan Kaitannya dengan Silika
Pembahasan kita berfokus pada penggunaan pasir silika sebagai bahan baku pembuatan semen mortar dari dua bahan semenis, Binary Mortar.
Semenis mungkin istilah baru dalam hal ini yang memiliki arti, bahan-bahan yang memiliki sifat-sifat seperti semen, salah satunya Pozzolanic Materials. Silika produksi semen berkelanjutan
Pozzolanic Material sendiri merupakan limbah atau byproducts khususnya dari industri yang menggunakan energi secara masif dan intensif. Silika produksi semen berkelanjutan
Dengan demikian, secara tidak langsung, jika konsep produksi yang berawal dari penggunaan bahan alam merupakan konsep yang dinilai merusak lingkungan.
Maka memproduksi semen dari pozzolanic material juga tak kalah merusaknya terhadap lingkungan.
Meski penambangan silika adalah masalah klasik pertambangan karena langsung bersinggungan dengan kerusakan ekosistem, efeknya lebih minim ketimbang ketergantungan akan pozzolanic material.
Secara teori, penggunaan pozzolanic material lebih banyak meninggalkan jejak karbon pada setiap bahan baku semen, belum lagi jejak karbon dari produksi semen itu sendiri.
Oleh karenanya, perlu adanya perubahan pendekatan dalam masalah produksi binary mortar.
Meski saat ini banyak didominasi menggunakan pozzolanic material, karena ketersediaan bahan yang ada saat ini lebih murah dan mudah didapat. Silika produksi semen berkelanjutan
Produksi Binary Mortar Menggunakan Pasir Silika Sebagai Alternatif Produksi yang Berkelanjutan
Binary mortar inilah yang merupakan fokus pada pembahasan kali ini dimana salah satu bahan produksi mortar adalah pasir silika. Silika produksi semen berkelanjutan
Tentunya, pasir silika yang berperan dalam proses produksi ini adalah pasir dengan ukuran yang sangat lembut.
Ukurannya berkisar antara 0-100 mikron, atau kurang lebih 0-0,1 millimeter. Silika produksi semen berkelanjutan
Tentunya ukuran ini sangat halus yang bahkan pasir akan terasa lebih seperti air dari pada seperti pasir pada umumnya.
Mortar yang menggunakan dua bahan ini kemudian memiliki perbandingan kandungan yang memberi pengaruh pada karakter hasil akhir. Silika produksi semen berkelanjutan
Perbandingan tersebut merupakan perbandingan antara bahan semenis seperti pozzolanic materials dan kandungan lainnya seperti besi, aluminium, kapur dan lain-lain. Silika produksi semen berkelanjutan
Pada suatu penelitian, perbandingan pasir silika dengan bahan lain menggunakan 10-40% pasir silika dan sisanya bahan lain.
Hasilnya, pada saat beton telah kering dan berumur 7 dan 28 hari perbandingan menggunakan 10% silika bahkan dapat mencapai compressive strength hingga 55 MPa dan 66 MPa. Silika produksi semen berkelanjutan
Dimana secara umum, kekuatan beton memiliki compressive strength yang berkisar antara 30-34 MPa, tentu dengan demikian kita dapati bahwa angka ini lebih kecil dari hasil uji mortar menggunakan bahan baku pasir silika.
Meski demikian pasir silika pada pengujian ini sendiri memiliki beberapa karakteristik berupa kandungan silika (SiO2) lebih dari 98% dan juga memiliki BSS (Blaine Specific Surface) sebesar 543 m²/kg.
Tantangan untuk Silika, Alternatif Produksi Semen Berkelanjutan
Pasir silika merupakan hasil tambang yang tersedia sangat banyak di alam kita, tetapi tetap saja, kegiatan penambangan harus diawasi ketat. Silika produksi semen berkelanjutan
Hal ini berdasarkan penambangan merupakan proses yang tentunya akan mengubah lanskap dari sebuah wilayah termasuk ekosistem di dalamnya. Silika produksi semen berkelanjutan
Apabila penambangan berjalan tanpa pengawasan, semangat untuk memperbaiki alam justru menjadi sebaliknya.
Selain itu, meski konsep keberlanjutan tidak menjadikan sesuatu harus ada selamanya (abadi dan tidak habis), nyatanya penggunaan pasir silika mungkin akan lebih cepat habis daripada limbah industri lainnya.
Ketika bahan yang tersedia di alam sudah semakin menipis, maka tentu hal ini akan mempengaruhi biaya produksi karena bahan baku yang mulai langka dan tentunya harganya akan menjadi mahal.
Belum lagi ketika kita melihat bahwa saat ini juga, industri solar panel juga sedang dalam tahapan puncak yang tentunya membutuhkan bahan baku juga dalam jumlah besar.
Hal ini juga akan kita temukan pada industri semi-konduktor atau pembuatan chip untuk kebutuhan perangkat elektronik.
Dan beberapa waktu lalu, sektor ini sempat mengalami permasalahan di rantai pasokan, sehingga menyebabkan lonjakan harga chip, yang berakhir pada inflasi.
Perebutan kepentingan masing-masing sektor industri ini yang sejatinya menjadi masalah yang kompleks, meskipun jawabannya sudah ada di depan mata.
Meski pasir silika merupakan bahan tambang multiguna yang bermanfaat untuk banyak hal, kegunaan yang banyak itu sendiri akan menjadi tantangan. Silika produksi semen berkelanjutan
Peran Teknologi dalam Mewujudkan Konsep Reduce, Reuse, Recycle
Permasalahan paling utama adalah, bagaimana menggunakan kembali bahan-bahan yang sudah menjadi campuran atau mixture untuk bisa kita gunakan kembali? Silika produksi semen berkelanjutan
Hal ini yang sejatinya merupakan tantangan sesungguhnya pada konsep reduce, reuse dan recycle.
Karena selama ini, praktik di lapangan sejauh ini hanya sebatas, reduce, reuse dan separuh recycle.
Mengapa separuh recycle? Silika produksi semen berkelanjutan
Karena kecanggihan teknologi kita masih belum sampai ke tahap memisahkan bahan-bahan yang sudah menjadi mixture atau bercampur. Silika produksi semen berkelanjutan
Sebagai contoh pada kasus mortar yang menggunakan pasir silika, selain mortar ada juga bahan bangunan lain yang menggunakan pasir silika. Silika produksi semen berkelanjutan
Seperti bata ringan yang menggunakan pasir silika, keramik dan produk-produk lain yang masih mengandung silika utuh.
Pada intinya, selain hambatan dalam mengembalikan kandungan tiap zat pada sebuah campuran, kendala sejatinya adalah bagaimana teknologi mampu mengenali karakteristik khusus bagi masing-masing zat.
Hal ini tentu bukan hanya sebatas akurasi akan ukuran dan semisalnya, akan tetapi tentunya akan susunan dan karakteristik zat hingga skala atom. Silika produksi semen berkelanjutan
Dengan demikian, tentu nantinya mimpi konsep 3R akan senantiasa terbentur dengan masalah biaya atau modal.
Pertimbangan ini yang selalu menjadi tolak ukur utama dalam setiap usaha perwujudan sebuah terobosan atau investasi.
Meski tidak sepenuhnya salah, karena menyangkut efisiensi dan efektivitas, sayangnya, banyak pihak yang akan terus berupaya untuk mengambil keuntungan. Silika produksi semen berkelanjutan
Keuntungan tersebut umumnya dilakukan dengan berbagai cara manakala sudah bersinggungan dengan peluang mendapat keuntungan lebih. Silika produksi semen berkelanjutan
Peranan Kecerdasan Buatan Menjadi Penentu Arah Teknologi Recycle
Jika memang hambatan terjadi karena mengembalikan karakteristik suatu campuran dan susunan di dalamnya memerlukan waktu dan biaya, tentu jawaban terdekat saat ini adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence).
Mari kita berandai, jika kita mendapat sebuah masalah akan hambatan dalam memisahkan dan mengklasifikasikan bahan-bahan campuran, tentu kita memerlukan sebuah perangkat yang mampu memisahkan kandungan-kandungan tersebut.
Campuran yang telah terbentuk sejatinya merupakan susunan dari beberapa komponen dan sebagian besar tidak mengalami perubahan bentuk dan kandungan meski terjadi reaksi.
Contoh paling mudah adalah air, pada sebuah literatur, air yang ada di bumi kita sekarang ini, sejatinya tidak berkurang jumlahnya sejak pertama kali air ada di bumi.
Meski bentuk air tersebut dapat terbagi menjadi tiga bentuk yaitu padat, cair dan gas, akan tetapi air tetaplah air.
Dalam artian, susunan kimianya terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen atau kita kenal dengan H2O.
Hal ini, nyatanya juga ada pada beberapa zat lain pada produk-produk industri salah satunya adalah silika di dalam pasir silika.
Bahkan pasir silika yang sudah berubah menjadi kaca pun, dalam penggunaan kembali masih dapat kita gunakan untuk keperluan filtrasi dengan manipulasi dan aktivasi pada kaca tersebut.
Hal ini bertujuan agar kaca hasil daur ulang tersebut memiliki kemampuan penyerapan seperti karbon aktif.
Potensi Teknologi Kecerdasan Buatan
Yang pada intinya, banyak zat yang ada di alam sejatinya sama sekali tidak berubah jati diri aslinya.
Air tetaplah air, besi tetaplah besi, dan seterusnya, namun pertanyaannya adalah, siapa yang akan bekerja memilah, memilih dan memisahkan itu semua setelah bercampur dalam sebuah hasil produksi?
Manusia memiliki batasan kemampuan yang menghasilkan kita sekarang memiliki berbagai macam jenis gawai (gadget) yang mempermudah hidup kita. Silika produksi semen berkelanjutan
Hal ini bertujuan, agar kehidupan kita tidak hanya terfokus untuk bagaimana cara bertahan hidup, namun agar mewujudkan jati diri kita sebagai manusia yang senantiasa menghidupkan bumi ini ke arah yang baik.
Dari celah ini kita sadari atau tidak, kecerdasan buatan dapat menjawab tantangan dan kebutuhan tersebut.
Tentunya pada fokus untuk mengembalikan zat-zat yang sudah bercampur menjadi terpisah kembali sehingga dapat kita susun ulang. Silika produksi semen berkelanjutan
Ibarat bermain balok LEGO, zat-zat tersebut saat ini masih dalam susunan produksi dan belum ada manusia yang mampu memisahkan susunan balok itu.
Bahasa mudahnya adalah, manusia belum memiliki kemampuan untuk mengurai barang produksinya sendiri, hingga skala terkecil dalam waktu yang relatif cepat. Silika produksi semen berkelanjutan
Hal inilah yang merupakan peluang kecerdasan buatan untuk bisa mengisi ruang kosong tersebut.
Tujuannya adalah agar manusia dapat menyusun ulang zat-zat yang tercampur tersebut menjadi sesuatu yang baru dan lebih bermanfaat. Silika produksi semen berkelanjutan
Dari Silika dan Semen, Hingga AI, untuk Mewujudkan Produksi yang Berkelanjutan
Mimpi besar dan angan merupakan dua hal yang menjadikan manusia tetap akan menjadi manusia, meski umumnya, beriringan dengan ambisi dan juga ketamakan.
Sejatinya dua sisi ini seperti mata koin yang tidak terpisahkan yang menjadikan manusia memiliki nilai, maka keseimbangan antara keduanya yang menjadi penentu nilai tersebut.
Manakala manusia memiliki porsi mimpi yang lebih besar dari pada ambisi mereka, maka yang ada hanyalah angan yang tak pernah terwujud, sekedar teori tanpa praktek yang nyata.
Sebaliknya, jika manusia hanya memiliki ambisi dan ketamakan, mimpi itu akan pudar dan berganti dengan ambisi dan ketamakan lainnya. Silika produksi semen berkelanjutan
Pada dasarnya, semua hal harus memiliki kedua elemen penting ini, memadukan antara ideologi dan juga rasionalitas, meski terkadang atau kebanyakan, rasionalitas sering mengalahkan ideologi.
Tidak sedikit orang yang karena pertimbangan rasional, menggadaikan ideologi, karena berpegangan pada sesuatu tak kasat mata itu sangat sulit, terlebih jika ideologi itu masih memiliki celah pertanyaan.
Manusia memiliki kesempatan untuk menyeimbangkan dua sisi koin selama mereka masih hidup.
Sehingga tidak ada salahnya untuk senantiasa berusaha dan sibuk menyeimbangkan kedua sisi tersebut daripada berputus asa mengikuti sisi yang lebih dominan.
Tujuannya hanya satu, yaitu bagaimana agar manusia dapat bermanfaat terhadap lingkungannya, baik manusia, hewan, tumbuhan dan alam secara umum.
Manfaat tersebut tentu hanya akan terasa manakala berlangsung dalam rentang waktu yang relatif tergolong panjang, sehingga, sisi kemanfaatan dapat terlihat karena durasi yang ada.
Manakala manfaat tersebut hanya sebentar saja, maka manfaat tersebut tidak lain hanya sekedar penawar atau penghilang rasa sakit yang suatu saat dapat kembali lagi.
Sehingga dengan demikian, terobosan multidisipliner, sekarang menjadi kunci utama dalam menyelesaikan masalah-masalah kompleks, seperti perubahan iklim
Hal ini tak lain berasal dari gaya hidup dan kehidupan manusia yang sudah semakin kompleks.
Tak ayal, pembicaraan mengenai pemanfaatan silika untuk produksi mortar dengan semangat berkelanjutan, juga menyinggung teknologi digital seperti AI.
Inilah potret kehidupan dan tantangan manusia modern.
Kesimpulan
Silika sebagai bahan alternatif untuk produksi mortar nyatanya memiliki sisi lain yang juga perlu kita perhatikan sebelum menjajaki pergeseran dalam skala besar untuk produksi mortar yang berkelanjutan.
Pemilihan bahan baku agar terhindar dari ketergantungan terhadap bahan-bahan pozzolanic material yang ‘kotor’ bukan berarti menyelesaikan semua potensi masalah.
Potensi masalah yang mungkin timbul tersebut nyatanya juga bukan masalah yang bisa kita sepelekan karena akan berdampak pada masa mendatang.
Hal paling tampak adalah ketergantungan pada silika hasil tambang yang berarti suatu saat, hasil kekayaan alam khususnya silika akan habis.
Dan pada proses silika akan habis selama berasal dari aktivitas pertambangan, tentunya kerusakan ekosistem akibat pertambangan yang tidak bertanggung jawab juga tidak menutup kemungkinan akan terjadi.
Dari potret ini, tentu kita tidak ingin menyelesaikan masalah dan menimbulkan masalah lain yang juga tak kalah lebih berbahayanya.
Demikian juga adanya kemungkinan munculnya dampak negatif jangka panjang untuk kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Sehingga, dengan demikian, pemanfaatan teknologi, untuk mengkalkulasi, memprediksi, memproyeksikan serta menganalisa sebuah konsep atau inovasi menjadi penting.
Selain itu, dengan adanya sumbangsih teknologi, usaha untuk memperkecil resiko jangka panjang dapat kita lakukan agar menciptakan kehidupan yang berkelanjutan.
Dari sekian teknologi yang berkembang dan memiliki potensi menjawab tantangan tersebut adalah kolaborasi terstruktur menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI.