Proses pasir silika tentunya merupakan perjalanan yang tidak sedikit, meski begitu penambangan pasir silika lebih mudah penerapannya. Pasir silika merupakan salah satu bahan galian yang bisa bermanfaat untuk kebutuhan industri. Pada sektor perindustrian, kebutuhan pasir silika biasanya mudah kita jumpai pada kebutuhan bahan baku. Bahan baku pada pembuatan kaca, media penjernihan air, beton, keramik, dan genteng metal semuanya melibatkan pasir silika.
Dari banyaknya contoh kegunaan pasir silika yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, mungkin menimbulkan banyak tanya bagi kita. Bagaimana sebenarnya proses penambangan pasir silika dari eksplorasi sampai proses angkut? Apa saja tahapan pada penambangan pasir silika? Untuk lebih jelasnya mari simak penjelasan berikut ini.
Proses Eksplorasi
Eksplorasi dalam dunia pertambangan selalu berkaitan antara satu sama lain. Kegiatan paling utama yang mencakup studi geologi dan geofisika memiliki peranan penting untuk kelancaran aktifitas pertambangan di kemudian hari. Hal ini tidak lain bertujuan untuk mencari wilayah mana yang berpotensi dan dapat menguntungkan sesuai dengan target.
Secara geologi, pasir silika pada umumnya berada pada dataran rendah hingga pesisir atau pantai. Pasir silika terbentuk dari batuan yang mengandung mineral kuarsa dan mengalami pelapukan, erosi, sampai transportasi. Sifat kuarsa yang resisten mengakibatkan mineral ini tersisa dan membentuk endapan pasir silika.
Waktu lama pengendapan juga berpengaruh pada produk sedimentasinya yaitu berupa pasir atau batu pasir. Mengutip data dari situs Geoportal Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Wilayah di Indonesia yang memiliki banyak pasir silika ialah :
- Dusun Panaragan Kampung, Lampung (5 Juta Ton)
- Desa Muara Bomboy, Kalimantan Timur (49 Juta Ton)
- Watu Bangga, Sulawesi Tenggara (4,5 Miliar Ton)
- Desa Sekarwangi, Sukabumi, Jawa Barat (4 Juta Ton)
Agar menjamin nilai ekonomis suatu tambang pasir silika, maka perlu adanya analisis geologi untuk menentukan persentase kandungan kuarsa (SiO2) serta ukuran besar dan kecilnya butiran pasir silika. Tidak ada ketentuan khusus mengenai persentase yang menjadi rekomendasi, namun secara umum pasir yang umum berada di pasaran memiliki kandungan >90% kuarsa.
Dalam menentukan nilai tersebut membutuhkan beberapa hal seperti penggunaan analisis geokimia berupa XRF (X-Ray Fluorescence). Sedangkan besar butiran dapat kita tentukan dengan menggunakan analisis granulometri. Hal ini merupakan proses yang penting karena setiap ukuran butir memiliki harga dan kegunaan yang berbeda nantinya. Sedangkan untuk menentukan luas endapan pasir silika diperlukan adanya metode geofisika berupa uji resistivitas (Tahanan batuan).
Mengurus IUP (Izin Usaha Pertambangan)
Sebagai salah satu peraturan wajib dalam pertambangan, setiap pihak terkait wajib memiliki IUP (Izin Usaha Pertambangan). Peraturan perihal penambangan pasir silika telah ada sejak disahkannya UU Nomor 11 tahun 1967 hingga UU Nomor 3 Tahun 2020 yang menjadi penyempurna UU Nomor 4 Tahun 2009. Menurut UU Nomor 3 Tahun 2020, pasir silika masuk dalam golongan mineral bukan logam yang mana dibutuhkan untuk menjamin pasokan industri strategis, salah satunya industri semen.
Berdasarkan data Geoportal KESDM, hingga November 2020 kepengurusan izin untuk bahan galian ini banyak terdapat pada tingkat gubernur di masing-masing daerah. Setelah mengurus izin, barulah lokasi tersebut dapat menuju ke tahap selanjutnya yaitu penambangan (eksploitasi).
Proses Eksploitasi Pasir Silika
Metode penambangan pasir silika terbagi menjadi dua cara yaitu cara basah dan cara kering. Untuk endapan berupa material lepasan, cara kering dengan alluvial mining bisa jadi solusi yang tepat. Pada endapan menggunakan cara pengerukan secara langsung dengan alat excavator. Cara lain untuk menambang endapan tipe ini yaitu menggunakan cara basah dengan hydraulic mining. Metode ini memanfaatkan air bertekanan tinggi dengan menembakkanya ke arah endapan. Kemudian material pasir silika akan terbawa oleh air dari endapan menuju stockpile melalui parit atau jalur yang telah dibuat sebelumnya.
Sementara itu endapan pasir yang berupa batu pasir umumnya menggunakan cara kering dengan strip mining, dimana penambangan terlebih dahulu dilakukan menghilangkan vegetasi, tanah, dan blasting jika diperlukan yang disesuaikan dengan pemodelan geometri endapan.
Proses Pengolahan Pasir Silika
Pasir silika yang telah melalui proses penambangan, pada cara kering terlebih dahulu dicuci dan diletakkan pada stockpile untuk berikutnya masuk ke tahap pengeringan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan tanah dan mineral pengotor. Setelah kering, pasir kemudian melalui tahapan meshing untuk menyaring ukuran butir sesuai dengan ukurannya.
Pengangkutan dan Distribusi
Pasir silika yang telah melalui proses pencucian dan penyaringan siap untuk pendistribusian kepada industri-industri yang membutuhkan pasir silika untuk bahan baku.
Berdasarkan penjelasan ini, kita bisa mengambil kesimpulan bahwasannya penambangan pasir silika masuk golongan yang mudah dalam penerapannya jika kita bandingkan dengan penambangan bahan galian jenis lain.
Demikian penjelasan kali ini, untuk artikel menarik lainnya mengenai pasir silika bisa kalian dapatkan disini. Untuk informasi harga pasir silika terbaru klik disini.