Mitra Water

Solusi Kebutuhan dan Perawatan Air Anda

Air Tawar, Panen Hasil Produksi dan Tata Kelolanya

Irigasi sangat bergantung pada ketersediaan air tawar
Hamaparan ladang bergantung pada sistem irigasi

Air tawar yang semakin langka di dunia terjadi oleh pendistribusian air yang tidak merata sepanjang waktu dan tempat dari pada kelangkaan air. Bahkan di beberapa daerah dengan curah hujan tertinggi di dunia, curah hujan turun dalam periode terkonsentrasi beserta dengan musim kemarau yang berkepanjangan, sehingga pengguna harus menampung air hujan saat turun hujan untuk digunakan nanti saat air menjadi langka. Demikian pula, bahkan di beberapa daerah terkering, curah hujan yang intens sesekali menghasilkan limpasan yang bisa tertampung dan tersimpan untuk penggunaan selanjutnya. Misalnya, 100 milimeter curah hujan yang terdapat pada petak satu hektar akan menghasilkan 1 juta liter air. Sistem kuno pengambilan air di seluruh dunia memanfaatkan prinsip ini untuk memperlancar variasi antar waktu dalam ketersediaan air, sehingga memungkinkan  manusia bisa menyesuaikan di berbagai ekosistem.

Pengambilan air lokal akan menurun dengan adanya pengembangan besar sistem yang mana air berpindah ratusan mil melalui kanal dan pipa lalu teralirkan dari kedalaman yang sangat dalam di bawah tanah. Namun, meningkatnya kelangkaan dan persaingan antar sektor untuk mendapatkan air tawar, bersama dengan penipisan air tanah dan masalah yang terjadi pada sistem kendali di permukaan air utama, telah meningkatkan minat untuk merevitalisasi sistem pemanfaatan air tawar yang memberikan wadah untuk air hujan di lokasi air jatuh.

Definisi dan Jenis-Jenis Sistem Penghasil Air Tawar

Menghasilkan air mengacu pada konsentrasi berskala kecil, pengumpulan air, penyimpanan, dan penggunaan limpasan air hujan untuk keperluan rumah tangga serta pertanian. Definisi ini menyimpulkan bahwa daerah yang mengumpulkan air dari mana air terpakai lebih besar dari pada daerah komando, yang mana daerah itu yang biasa mengumpulkan dan menggunakannya. Rasio daerah pengumpulan air terhadap perintah berbanding terbalik dengan jumlah dan intensitas curah hujan, kedap air, dan kemiringan tanah tempat air jatuh. Intensitas curah hujan sangat penting, karena badai yang hebat bisa menghasilkan limpasan paling banyak.

Batas air adalah area yang mengalir ke titik yang sama. Hal ini dapat dengan pengelolaan untuk berbagai tujuan, tergantung pada kebutuhan lokal, termasuk menangkap limpasan, meminimalkan erosi, dan mengurangi pencemaran sumber non-titik. Dalam pengelolaan batas air yang kecil, menangkap limpasan untuk penggunaan lokal secara konseptual sama dengan memanen atau mengambil air. Penjelasan singkat ini mencakup semua sistem lokal berskala kecil untuk menangkap limpasan dari curah hujan.

Sistem pemanenan atau pengambilan air yang memusatkan air ke dalam penyimpannya di waduk atau mengaplikasikan air secara langsung ke tanah di area ladang irigasi. Kedua jenis sistem ini dapat bervariasi berbagai skala dari beberapa meter persegi yang menguntungkan satu rumah tangga hingga beberapa kilometer persegi yang melayani sekelompok orang yang kebutuhan lebih banyak.

Sistem Waduk

Pemusatan air ke dalam waduk penyimpanan dapat beguna untuk berbagai macam keperluan, termasuk keperluan rumah tangga, irigasi, atau konsumsi hewan ternak. Sistem resapan air atap menyediakan air rumah tangga di banyak tempat, terutama di daerah kering dengan pasokan kuota yang tidak mencukupi. Atap seluas 50 meter persegi dapat memasok rata-rata tahunan 50 liter per hari dengan curah hujan tahunan 500 milimeter. Pasokan ini dapat membantu mengurangi persaingan antara kebutuhan pertanian dan rumah tangga dan dapat membebaskan perempuan dari tugas mengumpulkan air.

Memanen atau mengambil air untuk dikumpulkan di kolam desa adalah sistem kuno di beberapa tempat, termasuk India bagian selatan. Prinsip di balik pendekatan ini adalah memusatkan air secara spasial dan temporal. Di daerah kering dan semi-kering di mana curah hujan rendah dan bervariasi, memanen air hujan memungkinkan pengguna untuk melestarikannya sampai cukup air terkumpul untuk mendukung tanaman secara baik. Volume air yang dapat tertampung di akhir musim hujan menentukan luas area yang dapat terolah dengan baik.

Sistem pemanenan air secara tradisional dengan cara menyimpan air kolam atau waduk lalu mengirimkannya dengan gravitasi. Dengan penyebaran pompa bermotor dalam beberapa dekade terakhir, air sekarang bisa tersalurkan ke beberapa tempat dengan menggunakan teknik yang sama tetapi memungkinkan air yang terkumpul meresap ke dalam air tanah akuifer. Sistemnya berskala kecil, menggambar dari selokan dan tangkapan mikro untuk mengisi ulang air tanah yang menyuplai sejumlah sumur lokal.

Sistem Penyimpanan Kelembapan Tanah

Alam banyak memiliki sistem pemanenan air tradisional, air limpasan tersalurkan langsung ke area tanaman selama hujan dan tersimpan di dalam tanah. Jika curah hujan tidak terdistribusikan secara merata dan kurangnya kemampuan tanah memiliki kapasitas untuk menahan air yang tinggi, sistem ini dapat menyimpan air hingga akhir musim hujan, ketika tanaman tertanam di bawah kelembaban yang perlahan-lahan berkurang.

Jika tanah lebih berpasir dan tidak menahan kelembapan untuk waktu yang lama, kelembapan dapat teralirkan secara spasial ke lokasi dekat tanaman atau pohon. Para petani di Afrika Barat biasanya menggunakan sistem seperti itu untuk membudidayakan tanaman dengan lahan kering mereka. Meski ada berbagai penghalang kecil dari tanah yang sudah melalui perancangan yang sesuai untuk menangkap kelembapan. Sistem ini dapat tetap produktif beberapa bulan memasuki musim kemarau ketika lahan di sekitarnya tandus.

Sistem pemanenan air sangat bervariasi dalam rasio daerah tangkapan terhadap area budidaya. Di daerah kering dengan ketersediaan air yang lebih sedikit, rasio ini dapat dengan mudah mencapai 20: 1. Dalam sistem pemanenan air seperti itu, sistem budidaya harus ekstensif dan terletak di daerah berpenduduk jarang. Hal itu bertujuan agar daerah komando dan daerah tangkapan tidak saling mengganggu. Jika curah hujan lebih tinggi, rasionya menurun — terkadang sampai seluruh daerah tangkapan berada dalam satu plot.

Pemakaian dan Replasibilitas

Kelayakan Teknis Pengambilan Air Tawar

Kunci pertanyaan untuk teknis pertanian adalah apakah sistem pemanenan air menangkap dan menyimpan cukup air untuk meningkatkan hasil panen? Banyak penelitian bertujuan untuk mengukur air yang tersedia bagi tanaman di bawah curah hujan yang berbeda. Faktor tanah, dan kondisi lereng serta menjadi cara berkembang untuk meningkatkan limpasan, mengurangi erosi, atau meningkatkan penyimpanan. Kondisi di lapangan, kelayakan teknis sangat bergantung pada kondisi agroklimat lokal.

Di India file proyek pembangunan daerah aliran sungai Indo-Jerman hanya bekerja secara optimal di desa yang kondusif untuk pengambilan air. Umumnya daerah yang memiliki penampungan air yang miring dan belum melalui proses pengolahan serta berpeluang bagus untuk membangun kolam penyimpanan.

Kelangsungan Finansial

Bahkan bisa memungkinkan ketika pemanenan air secara teknis tidak bisa menghemat biaya. Tinjauan tentang panen air di sistem Afrika menemukan bahwa banyak dari mereka lebih mahal sekitar 1.000 dollar per hektar untuk tujuan pemasangan, membuat pemakaian dan replasabilitas menjadi mahal.

Salah satu masalah untuk menyimpan air adalah kebutuhan untuk melapisi daerah resapan atau penyimpanan. Hal itu bertujuan agar air dapat tersimpan hingga periode kering saat benar-benar ada kebutuhan. Namun, menggunakan plastik atau lapisan beton bisa mengangkat biaya melebihi pengembalian keuangan. Contoh lapisan yang kemungkinan besar bisa menghemat biaya adalah daerah pegunungan. Kondisi air yang memungkinkan petani untuk menanam tanaman yang bersifat counter seasonal, sehingga dapat terjual di dataran dengan harga tinggi.

Hambatan dalam sistem pengumpulan pada atap utama adalah kebutuhan adanya atap ubin atau lembaran logam. Dua hal tersebut berfungsi untuk dapat menangkap limpasan dan penyimpanan tangki, keduanya bisa sangat mahal di daerah finansial ke bawah. Dalam hal ini, sistem tingkat desa bertahan, seperti bangunan umum lebih layak, bersamaan dengan skala rumah tangga yang lebih kecil. Masalah utama dari tangki penyimpanan adalah cara untuk membuatnya cukup besar untuk menyimpan banyak air juga bisa menekan biaya.

Mengingat kelangkaan air yang terus meningkat dan keadaan keuangan yang perlu mendapat perhatian, biaya sosial, dan lingkungan alternatif, pemerintah mungkin menganggap subsidi sistem pemanenan air tidak menarik, terutama untuk pasokan dalam negeri. Bahkan di beberapa negara sudah mensubsidi sistem pengumpulan atap.

Organisasi Sosial untuk Ketersediaan Air Tawar

Pemanenan air membutuhkan aksi kolektif di daerah padat penduduk. Daerah dimana lebih dari satu orang menggunakan daerah penampungan air dan area komando untuk berbagai tujuan. Kunci Pertanyaan dalam kasus seperti itu adalah apakah manfaat air pemanenan melebihi biaya koordinasi di antara pengguna.

Sering kali inilah kendala yang paling menakutkan dari semuanya, terutama jika beberapa penggunaan sumber daya tidak kompatibel satu sama lain. Selain itu, intervensi apapun akan merusak setidaknya satu potensi penggunaan, seperti di India. Panen air membutuhkan perlindungan hulu, daerah yang hanya menampung sebagian kecil, terhadap erosi.

Ancaman erosi inilah yang akan mengurangi kapasitas penyimpanan air di jangkauan bawah. Biasanya, daerah tangkapan atas digunduli, jadi melindungi mereka yang pembatasan kebutuhan penggunaannya untuk penggembalaan dan pengumpulan bahan bakar. Pembatasan ini memaksakan biaya terbesar pada orang-orang yang tidak memiliki tanah.

Kelompok inilah yang akan paling bergantung pada daerah ini dan yang tidak berdiri untuk mendapatkan keuntungan langsung dari pemanenan air. Keberhasilan jangka panjang membutuhkan perencanaan kelembagaan untuk memastikan bahwa orang-orang yang tidak memiliki tanah mendapatkan keuntungan dari intervensi pemanenan air.

Kesimpulan

Pemanenan air pasti akan semakin penting di tahun-tahun mendatang ketika pembuat kebijakan dan perencana mencari solusi hemat untuk persediaan air. Banyak sistem sederhana dapat dengan mudah diterapkan ditempat untuk mengatasi kelangkaan air, terutama pengumpulan atap untuk keperluan rumah tangga. Saat air menjadi semakin langka, perawatan kolam penyimpanan untuk mengurangi kebocoran mungkin menjadi lebih layak secara finansial.

Di sisi lain, kebutuhan pengelolaan koperasi dan pembatasan penggunaan lahan yang ketat mungkin tidak akan menjadi sesederhana ekonomi lokal. Dengan demikian, sistem penggunaan lahan menjadi semakin kompleks. Pemanenan air tidak membuat bendungan besar dan air tanah ekstraksi akan menjadi usang.

Sebaliknya, setiap sistem memiliki sistemnya sendiri dari keuntungan dan kerugian, serta semua sistem dapat melengkapi satu sama lain. Keuntungan utama dari pemanenan air adalah masalah secara lokal dapat teratasi dan menghilangkan tekanan pada sistem berskala besar dan terpusat. Mengintegrasikan memanen air dengan sistem lain, serta meningkatkan manajemen permintaan, akan mengarah dengan baik, dan bisa menghemat biaya sistem air.

Demikian artikel kali ini, ingin artikel menarik lainnya klik di sini. Info lebih lanjut masalah pengolahan air klik di sini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *