Polusi dan kualitas air saling berkaitan antara satu sama lain karena polusi pada air berpengaruh pada kualitas air itu sendiri.
Air memiliki kemampuan untuk mengangkur partikel yang menjadikannya dapat membawa bermacam kontaminan.
Keberadaan kontaminan itulah yang akhirnya memberikan pengaruh pada karakteristik kualitas air itu sendiri.
Kualitas air secara sederhana dapat kita pahami dengan serangkaian aktivitas yang terjadi di atas area penangkapan air dalam mempengaruhi kondisi air.
Aktivitas yang kerap terjadi di area penangkapan air umumnya terbagi menjadi dua yaitu aktivitas alami dan aktivitas kegiatan manusia.

Polusi dan Kualitas Air
Polusi dan kualitas air berkaitan erat antara satu sama lain yang dapat berasal dari kondisi alami dan juga intervensi manusia.
Kondisi alam memberikan pengaruh pada kualitas air terutama saat terjadi infiltrasi yang umumnya berasal dari air hujan.
Kadar kontaminasi pada area penangkapan air nantinya akan sangat terpengaruh dengan kondisi kontaminan yang ada pada tanah.
Tanah yang mengandung zat besi tinggi, tentu akan menjadikan kualitas air juga akan memiliki kandungan zat besi.
Demikian seterusnya dengan kandungan zat padat lainnya yang akan mempengaruhi kualitas air.
Seperti yang sudah kita singgung sebelumnya, bahwa air merupakan media pengangkut yang baik, maka zat-zat tersebut juga terangkut saat air melewatinya.
Oleh karena itu, pada aktivitas alami pun, air dapat terkontaminasi oleh berbagai zat atau padatan yang ada.
Dengan kata lain, untuk menjaga komposisi zat dan padatan terlarut dalam air tetap dalam kondisi semula, maka tentu harus ada penjagaan pada tanah di atasnya (dalam konteks air tanah).
Intervensi Manusia dalam Mempengaruhi Kualitas Air
Aktivitas manusia langsung berpengaruh pada kualitas air dan hal ini terjadi melalui dua skenario.
Skenario pertama, adalah kondisi dimana manusia melakukan intervensi dengan tingkat konsentrasi tinggi ke badan air atau ke area penangkapan air.
Skenario kedua, adalah kondisi dimana intervensi terjadi dengan masuknya konsentrasi dalam jumlah yang sama tingginya dengan penyebaran.
Artinya, pada skenario pertama, kontaminasi atau intervensi berada pada tingkat yang tinggi dan terpusat, sementara skenario kedua, intervensi tersebar menciptakan fragmen kecil dengan jumlah total yang sama.
Potret demikian dapat kita saksikan pada gambar di atas, dimana terdapat pembuangan limbah langsung ke badan air, manifestasi skenario pertama.
Ada juga efek samping dari kegiatan industri, seperti peternakan, pertanian, area perkotaan, area perindustrian, yang meski tidak langsung melakukan pembuangan limbah ke badan air pada akhirnya juga berkontribusi terhadap kualitas air.
Dari sini kita dapat gambaran bahwa kualitas air sangat terpengaruh dengan perencanaan global terkait area penangkapan air.
Kualitas Air Tertentu
Umumnya, ketika kita menyinggung kualitas air, yang sering kita pahami dengan istilah tersebut adalah air dengan kualitas yang memuaskan.
Kita sering lupa atau lalai dalam memahami istilah bahwa kualitas air dapat berupa kualitas yang memenuhi syarat tertentu dan tidak.
Sementara syarat dan parameter tertentu untuk kualitas air sejatinya berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Oleh karena itu, kita harus mengenal istilah kebutuhan air dengan kualitas khusus, atau mudahnya air untuk kebutuhan khusus.
Air untuk kebutuhan khusus tentunya mengacu pada beberapa parameter yang unik antara satu pengguna dengan pengguna lain.
Contohnya saja, parameter kualitas air untuk kebutuhan air minum dengan kebutuhan air bersih tentu akan berbeda antara satu dengan lainnya.
Perbedaan parameter yang diinginkan inilah yang menjadikan pemahaman terhadap kualitas air menjadi penting.
Mudahnya, sebelum kita mengetahui cara mendapatkan air dengan parameter tertentu maka kita harus mengetahui parameter air yang akan kita olah.
Penggunaan Air Secara Umum
Secara umum air merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan:
- Supply kebutuhan rumah tangga
- Supply kebutuhan industri
- Irigasi
- Supply untuk ternak dan hewan secara umum
- Untuk menjaga kehidupan biota air
- Rekreasi dan Wisata
- Untuk pengembang biakan spesies air
- Untuk penghasil listrik (Hydropower)
- Untuk Navigasi
- Untuk Keharmonisan Lanskap
- Pengangkutan dan pelarutan limbah
Secara sederhana, sejatinya kompleksitas yang lebih dalam hanya ada pada kebutuhan rumah tangga dan industri terkait kualitas air.
Sebaliknya kebutuhan yang minim kompleksitas akan kualitas air adalah pengangkutan dan pelarutan limbah.
Namun, perlu kita ingat, bahwa perbedaan kebutuhan tersebut secara asal, menggunakan badan air yang sama untuk kebutuhan yang berbeda-beda.
Seperti contoh, sebuah waduk dibangun untuk mengatasi beberapa kebutuhan sekaligus seperti penghasil listrik, irigasi, supply air untuk peternakan dan bahkan rekreasi serta kebutuhan lainnya.
Selain dari siklus hujan, kita juga perlu mengingat bahwa ada juga siklus internal, yang memiliki wujud tetap dalam bentuk cair namun dengan kandungan berbeda.
Siklus internal ini yang kemudian menjadi celah adanya perubahan kualitas air yang berasal dari intervensi alami atau juga oleh aktivitas manusia.
Dan pada siklus internal ini, setiap tahapan perjalanan air mengalami modifikasi yang turut mengubah kualitas air itu sendiri.
Karena adanya siklus internal inilah perencanaan matang dalam manajemen lingkungan dan juga pembangunan menjadi sangat krusial.
Sehingga nantinya, kualitas air dapat sesuai dengan kebutuhan dapat tercapai untuk memenuhi kebutuhan, serta menjadi data para peneliti dalam melakukan pengembangan.
Kebutuhan Kualitas Air Berdasarkan Kegunaannya
Perlu kita pahami bahwa kebutuhan air di tiap-tiap sektor akan mengharuskan air memiliki parameter “bebas” dari kontaminan tertentu.
Makna bebas di sini perlu kita pahami bahwa hal itu bukan berarti benar-benar bebas atau memiliki nilai abosolut, keduanya memiliki makna berbeda.
Kebutuhan hingga nilai nol pada banyak kontaminan bukan merupakan hal yang bisa terjamin dan dalam banyak kasus tidak terlalu penting.
Secara umum tolernasi terhadap kandungan kontaminan tersebut berbasis dari analisa resiko, yang kerap digunakan untuk menentukan standar dan juga panduan.
Pada kasus kebutuhan air untuk rumah tangga, maka kualitas air harus bebas dari segala bentuk kandungan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Selain itu, tampilan estetik dari air juga menjadi tolak ukur untuk kebutuhan rumah tangga yang dapat terlihat dari warna, dan tercium dari bau dan tidak berasa.
Tentunya air untuk kebutuhan rumah tangga juga harus bebas dari mikroorganisme apalagi makroorganisme yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.
Perihal kesadahan juga menjadi tolak ukur kualitas air untuk kebutuhan rumah tangga, yang mana kadar kesadahan harus berada pada level rendah.
Sementara untuk kebutuhan industri sendiri, secara umum sama seperti kebutuhan air rumah tangga, hanya saja, kebutuhan dapat bervariasi tergantung proses produksi.
Sementara untuk pengangkutan dan pelarutan limbah, kebutuhan air yang dibutuhkan hanya sebatas, tidak terdapat kontaminan yang dapat menyumbat atau merusak alat pengangkutan.
Selebihnya kriteria lain menyesuaikan kebutuhan pengguna seperti irigasi, penghasil listrik, wisata dan rekreasi serta untuk keperluan peternakan dan perikanan.
Polusi pada Air yang Mempengaruhi Kualitas
Material Suspensi
Lebih kita kenal dengan istilah TSS, sumber dari material ini paling banyak berasal dari limbah domestik.
Kandungan Organik Mudah Terurai
Seperti halnya TSS, kandungan organik yang mudah terurai juga banyak berasal dari limbah domestik atau rumah tangga.
Nitrogen dan Fosfor (Nutrisi bagi Alga)
Limbah domestik dan termasuk agrikultur dengan adanya penggunaan pupuk kimia pada tanaman yang juga memberi nutrisi pada pertumbuhan alga di air.
Patogen
Kadar patogen tinggi juga dapat kita temukan pada limah domestik yang dapat menyebabkan sederet masalah kesehatan.
Kandungan Organik Sulit Terurai
Kandungan ini banyak berasal dari agrikultur yang berasal dari penggunaan pestisida berlebih sehingga memberikan dampak pada limbah cair agrikultur.
Logam
Meski sebagian besar berasal dari industri, polusi logam berat juga berasal dari limbah domestik, dan yang berpotensi menjadi penyuplai polusi logam terbesar adalah aktivitas pertambangan.
Endapan Terlarut Anorganik (TDS)
Endapan terlarut ini sering dipahami sebagai kandungan garam, atau salinitas, yang akan berbahaya bagi kehidupan beberapa biota air dan juga tanaman.