SWRO sebagai motor penggerak ekonomi biru sebagai wujud peran serta untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim berdaulat. Indonesia merupakan negara dengan lanskap kepulauan yang wilayahnya sebagian besar merupakan lautan. Pada perencanaan visi Indonesia Emas 2045, Indonesia bertujuan menjadi negara dengan pola pikir ekonomi biru. SWRO Motor Ekonomi Biru
Apa itu ekonomi biru? SWRO Motor Ekonomi Biru
Secara sekilas tentu, aktivitas ekonomi yang erat terkait dengan warna ‘biru’ atau lautan, artinya Indonesia akan beranjak menjadi negara maritim. Meski demikian tentu tidak berarti Indonesia meninggalkan sektor agraria, justru sektor agraris akan semakin kuat dengan optimalisasi sektor maritim. Sudah selayaknya, negara kepulauan menjadi tolak ukur kegiatan maritim baik dari sisi perekonomian maupun pertahanan.
Selama ini, pola pikir masyarakat terhadap negara kepulauan adalah negara yang terpisah wilayahnya oleh lautan. Namun, pola pikir tersebut sudah usang, dan harus berubah menjadi, negara berbasis kelautan yang di dalamnya ada pulau-pulau. Mengubah pola pikir ini tentu tidak mudah, artinya kita harus bersahabat dengan lautan, dan berteman dengan ekosistemnya. SWRO Motor Ekonomi Biru
Arah pembangunan kemaritiman untuk jangka panjang yang berkelanjutan telah terindikasi dari agenda NBAAP. Dalam agenda tersebut Indonesia bergandengan dengan PBB untuk mewujudkan kekuatan maritim yang berkontribusi untuk dunia. Tidak hanya itu, konsep keberlajutan ke depan juga menjadi poin utama dari arah pengembangan tersebut. SWRO Motor Ekonomi Biru
Lalu, di mana peran SWRO sebagai motor penggerak ekonomi biru?
Mengenal Pengolahan Air Laut dengan Mesin SWRO
Pengolahan air laut menggunakan mesin SWRO sejatinya bukan merupakan hal baru, karena mesin ini sudah tersebar luas di seluruh dunia. Namun, memang untuk saat ini, mesin SWRO hanya kita temukan pada pusat-pusat pengolahan air laut di berbagai negara. Jarang sekali kita dapati mesin SWRO berada pada pemukiman penduduk di daerah pesisir. SWRO Motor Ekonomi Biru
Penggunaan SWRO untuk mengolah air laut menjadi air tawar mengedepankan proses penyaringan menggunakan membran. Membran dari mesin SWRO memiliki pori-pori yang sangat kecil sehingga dapat menyaring garam yang sudah larut sekali pun. Penyaringan menggunakan mesin SWRO melibatkan air bertekanan yang berasal dari pompa elektrik yang menggunakan daya listrik.
Saat ini, dunia sedang berpacu untuk menurunkan emisi karbon dalam mengolah energi, salah satunya energi listrik. Secara bertahap pembangkit listrik yang berasal dari uap dari pembakaran batu bara thermal sudah mulai ditinggalkan. Meski demikian, jalan masih sangat panjang untuk mencapai net zero emission di Indonesia di tahun 2060. SWRO Motor Ekonomi Biru
Oleh karena itu, perencanaan matang untuk pengolahan air laut dan juga kekuatan perekonomian berbasis maritim menjadi penting. Selain untuk meningkatkan kualitas kehidupan Indonesia, pengelolaan air laut secara optimal juga menjadi solusi energi ramah lingkungan. Sejauh yang kita ketahui, kita mengenal adanya Hydropower yang berasal dari bendungan untuk menggerakkan turbin.
Hal demikian juga dapat kita temukan pada air laut yang telah melalui proses desalinasi sehingga menghasilkan konsentrat kaya mineral. Salah satu dari mineral dalam konsentrat tersebut adalah lithium yang juga menjadi bahan baku pembuatan baterai. Namun, pengembangan mesin SWRO untuk sampai ke titik itu butuh perjuangan dan komitmen dari banyak pihak. SWRO Motor Ekonomi Biru
SWRO, Motor Pengembangan Ekonomi Biru
Sekilas memang tidak nampak hubungan langsung antara mesin pengolah air laut menjadi air tawar terhadap pengembangan ekonomi biru, namun coba kembali kita lihat. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas wilayah sebagian besar berupa lautan, yang tentunya kaya akan mineral. Mineral yang ada di laut umumnya masih hanya sebatas kita manfaatkan sebagai garam, tidak dengan mineral yang lain. SWRO Motor Ekonomi Biru
Potensi mineral lain di laut Indonesia inilah yang dapat kita gali lebih jauh dan berusaha untuk kita optimalkan. Setali tiga uang, ekstraksi mineral dari laut tersebut juga mampu untuk menyediakan air tawar yang berguna untuk kehidupan salah satunya pertanian. Pertanian sangat bergantung dengan keberadaan air tawar namun kondisi air tawar di setiap lokasi terpantau semakin sedikit.
Meski dunia telah mengarah kepada reklamasi air hasil limbah domestik untuk dapat digunakan kembali sebagai air tawar, angkanya masih sangat jauh. Setidaknya hanya sebatas 58% sejauh ini, wilayah yang telah terdata dan memiliki kualitas air tawar memadai. Sementara sisanya masih belum terdata atau bisa juga masih jauh dari kualitas yang memadai. SWRO Motor Ekonomi Biru
Gambaran Secara Umum

Dari ilustrasi di atas dapat kita lihat bahwa kondisi data terkait air bersih hasil pengolahan limbah domestik di Indonesia belum ada. Dengan demikian masih menjadi pertanyaan bagi kita apakah yang dimaksud tidak ada data, atau tidak ada pengolahan? Hingga saat ini masih belum ada konfirmasi terkait itu, tapi yang jelas, kualitas air minum perusahaan pengolahan air, tidak berarti air tersebut siap untuk diminum. SWRO Motor Ekonomi Biru SWRO Motor Ekonomi Biru
Berbeda dengan wilayah yang memiliki warna biru, dapat kita asumsikan bahwa penyediaan air minum hasil dari pengolahan limbah domestik sudah berjalan. Meski masih bervariasi setidaknya hal tersebut sudah mewakili perubahan yang nyata dari proses pengolahan limbah domestik. Meski memang pada dasarnya, sebagian besar bukan merupakan daerah tropis dan tidak memiliki laut, sehingga tentu air tawar sangat terbatas. SWRO Motor Ekonomi Biru SWRO Motor Ekonomi Biru
Namun, bukan berarti wilayah yang dikelilingi perairan jauh lebih aman dari bencana krisis air bersih. Kembali lagi, ketika kita memperlakukan laut seperti musuh kita, maka kita tidak bisa hidup berdampingan dengan laut dan menikmati kekayaannya. Salah satu cara untuk mendulang kekayaan bahari tersebut adalah dengan memanfaatkan sumber air terbesar yaitu air laut.
Persediaan Air Tawar di Darat
Air tawar merupakan komponen penting dalam mendukung kehidupan makhluk hidup di daratan terutama manusia. Manusia sangat bergantung pada air tawar untuk bertahan hidup, namun karena ulah manusia juga, air tawar semakin menipis. Titik balik dari aktivitas merugikan dari manusia oleh manusia untuk manusia ini dapat kita hentikan dengan mengolah air laut.
Sejatinya pengolahan air laut menjadi air tawar banyak ditinggalkan karena beberapa kendala yang ujungnya adalah masalah biaya. Pemilihan cara pengolahan atau bahkan cara ekstraksi tanpa pengolahan jauh lebih dipilih karena memiliki biaya yang jauh lebih murah.Teknik tersebut juga terbilang sangat sederhana, hanya sekedar mengambil apa yang ada di alam, yang tentunya lama kelamaan akan habis. SWRO Motor Ekonomi Biru
Kondisi demikian tidak banyak kita sadari dan justru malah sebagian besar dari kita menambah eksploitasi besar-besaran tersebut. Bukan hanya di negara berkembang, bahkan negara maju setingkat Prancis sekalipun melakukan hal yang sama. Eksploitasi sejak zaman dahulu selalu menjadi pilihan, karena minim biaya, minim resiko dan minim tanggung jawab. SWRO Motor Ekonomi Biru
Akan tetapi, periode bumi sekarang sudah berbeda sejak 70 tahun yang lalu, di mana tanda -tanda jejak aktivitas manusia turut mempengaruhi bumi. Jika dengan tidak bertanggung jawab senantiasa menjadi pilihan utama, maka ‘menuai apa yang kau tanam’ bisa jadi datang lebih cepat. Jika dahulu yang akan merasakan adalah generasi selanjutnya, maka sekarang, generasi yang sama dan yang selanjutnya juga turut terkena dampak. SWRO Motor Ekonomi Biru SWRO Motor Ekonomi Biru
Wujud Mitigasi dalam Mengahadapi Tantangan Krisis Air
Meski sejatinya tantangan ini umumnya terjadi pada wilayah yang rawan akan terjadinya kelangkaan air, namun tidak menutup kemungkinan hal tersebut terjadi wilayah tinggi curah hujan. Kemampuan tanah dalam menyimpan air sangat bergantung dengan kondisi vegetasi pada suatu wilayah. Wilayah dengan vegetasi yang minim tentu akan mengalami percepatan pengerasan tanah yang menyebabkan air tidak tertampung di dalam tanah. SWRO Motor Ekonomi Biru
Manakala air tidak dapat tertampung di dalam tanah, vegetasi semakin lama akan semakin sulit mendapat air, dan berakhir dengan tanah yang tandus. Ketika tanah sudah tandus artinya kebutuhan air hanya akan tergantung pada kadar curah hujan yang terjadi tidak menentu. Seiring dengan adanya isu perubahan iklim, curah hujan semakin bervariasi dari hari ke hari dan membawa perubahan yang signifikan pada siklus tahunan. SWRO Motor Ekonomi Biru
Bentuk dari mitigasi dari bencan tersebut salah satunya adalah dengan memulai berinvestasi pada infrastruktur yang dapat berfungsi mengolah sumber air. Sumber air ini pun seiring dengan meningkatnya industrialisasi di berbagai wilayah membawa dampak perubahan kualitas air. Air akan semakin sulit untuk diolah dengan pengolahan sederhana yang sejauh ini kerap menjadi pilihan.
Oleh karena itu, fasilitas pengolahan air seperti SWRO perlu untuk menjadi pertimbangan agar dapat mempersiapkan kemungkinan skenario terburuk yang terjadi. Pada beberapa jurnal ilmiah dapat kita lihat bahwa sekitar tahun 2050, dunia berpotensi terkena kekeringan. Bahkan separuh dari populasi bumi akan terkena dampak dari kelangkaan air, yang tentu ini tidak kita inginkan. SWRO Motor Ekonomi Biru
Belum lagi, sebagian besar dari populasi yang mungkin terdampak berasal dari wilayah atau negara yang masuk ke dalam jajaran negara berkembang. Tentu jika pemusatan perhatian terhadap pengolahan air tidak tersentuh sejak dini, artinya sekarang, maka bukan tidak mungkin 2050 menjadi tahun yang begitu kering. Dan tidak luput, tentunya, karena pengolahan air semakin bernilai tentu semua barang yang menggunakan air dalam produksinya juga akan mengalami pertambahan nilai.
Adaptasi Terhadap Pennggunaan Energi Terbarukan
Dan kenapa kita memiliki opsi SWRO dalam masalah pengolahan air? Jawabannya adalah karena teknik ini bekerja berdasarkan daya listrik. Sehingga, sepanjang kita memiliki supply pasokan daya listrik, alat ini bisa bekerja. Berbeda dengan teknik lain yang bergantung pada banyak faktor energi, mulai dari panas, kinetik, tekanan, dan sebagainya. SWRO Motor Ekonomi Biru
SWRO, yang hanya memerlukan listrik, sejalan dengan adanya arah pengembangan penggunaan energi terbarukan, SWRO siap bersinergi. Pengembangan energi terbarukan dan juga berkelanjutan, memiliki tujuan untuk bisa mengoptimalkan peran manusia di bumi. Bukan hanya sekedar mengekspoloitasi sumber daya yang ada di bumi, namun kita juga bisa turut menjaga dan mengolah sumber daya tersebut. SWRO Motor Ekonomi Biru
Dengan adanya pola penjagaan dan pengaturan yang baik, maka sumber daya di bumi dapat terjaga dan tidak tebuang sia-sia. Banyak dari proses industri yang masih melakukan praktik membuang sia-sia pada proses produksinya, yang menyebabkan sederet masalah. Kembali lagi, peran pola pikir dalam pendekatan penyelesaian masalah memainkan peranan penting untuk keberlangsungan hidup manusia.
Berbagai bentuk pengembangan SWRO yang bekerja berdasarkan energi terbarukan sudah banyak melalui penelitian. Seperti pada mesin SWRO yang menggunakan sistem energy recovery dan juga perpaduan energi dengan sumber energi terbarukan. Hal ini dapat kita lihat pada sistem yang memanfaatkan hydropower, gelombang laut dan juga energi terbarukan lainnya seperti panel surya.
Motor Ekonomi Biru, SWRO
Sejatinya SWRO adalah komponen kecil dalam menopang pengembangan ekonomi berkelanjutan ke arah ekonomi biru. SWRO memainkan peran sebagai penyedia air tawar dari kondisi air tinggi salinitas untuk dapat menopang aktivitas bisnis. Pelaku bisnis yang paling vital yaitu manusia, akan senantiasa memerlukan air tawar, setidaknya jika manusia tidak mengalami evolusi kemampuan fisik.
Dengan persediaan air tawar yang berhasil kita jaga dan kita amankan, maka kegiatan ekonomi biru yang sedang kita gagas tidak terhambat faktor fundamental. Tentunya dengan fasilitas ini, banyak pengeluaran yang dapat kita tekan dan tentu akan memberikan keleluasan akses terhadap produk. Sehingga dengan demikian, pemerataan dan juga peningkatan pendapatan dapat terwujud dengan memperhatikan satu komponen kecil. SWRO Motor Ekonomi Biru
Meski demikian, dengan seiring berkembangnya teknologi, tidak menutup kemungkinan di kemudian hari ada teknik yang lebih efektif dan efisien. Namun, setidaknya, perjalanan untuk mengarah pada ekonomi biru tetap bisa terlaksana meski dengan dana yang terbatas. Oleh karenanya, dengan fakta ini, poin akan realisasi iklim penelitian dan pengembangan pada sektor industri harus terbentuk.
Hal ini bertujuan, agar pengembangan teknologi baru dapat berasal dari dalam negeri dan dapat paling awal dirasakan oleh warga negaranya. Dengan demikian perolehan teknologi terbaru dapat berasal dari dalam dan tidak senantiasa berasal dari luar (impor). Sehingga dengan demikian langkah untuk menjadi negara maju semakin mendekati kenyataan dan bukan sekedar angan belaka.
Kesimpulan SWRO Motor Ekonomi Biru
Langkah kecil yang dapat menentukan arah pijakan kaki kita ke depan berawal dari perbaikan pola pikir dan juga perspektif dalam menyikapi peristiwa. Kita dapat terus bertahan dengan pola pikir yang sudah tidak relevan dan terus menghidupkan sejarah indah di masa lalu dan tertinggal oleh mereka yang mau berbenah. Hanya saja, tantangan untuk mewujudkan kemerdekaan pola pikir ini bukan hal mudah dan sederhana, perlu waktu dan juga dedikasi. SWRO Motor Ekonomi Biru
Sebagaimana halnya dalam mewujudkan ekonomi biru, semua pihak harus memiliki arah dan tujuan yang sama. Selain itu, mengerahkan segala kemampuan dan potensi walaupun terlihat debagai komponen kecil dalam perubahan yang sedang kita jalani. Salah satu perwujudan kontribusi tersebut ada dalam pengolahan air, salah satunya pengolahan air laut menjadi air tawar. SWRO Motor Ekonomi Biru
Meski terkesan terlalu berspekulasi, nyatanya segala bentuk usaha kita dalam mempersiapkan langkah mitigasi akan kemungkinan yang akan terjadi sebagai wujud kontribusi. Kontribusi tersebut hanya akan berbuah setelah langkah demi langkah yang telah kita jalani berlalu setelah sekian tahun ke depan. Namun, sedikit dari kebanyakan orang yang memilih mengambil peran dalam perhelatan tersebut dan senantiasa berpandangan ke belakang. SWRO Motor Ekonomi Biru
Hal yang paling umum menjadi hambatan adalah adanya zona nyaman yang sudah dirasakan dan enggan untuk mengambil resiko. Keberadaan resiko akan senantiasa ada dan tidak akan pernah hilang selama manusia masih hidup. Segala bentuk dinamika kehidupan manusia selalu memunculkan resiko baru, sehingga dengan demikian, yang kita perlukan sejatinya adalah manajemen resiko.
Menggabungkan hal-hal di atas akan memberi kita gambaran bagaimana sejatinya suatu bangsa dapat mewujudkan target ekonomi nasional. Dengan memperhatikan aspek kecil, senatiasa berperan aktif dalam berbagai perubahan dan melakukan manajemen resiko, mimpi mampu berubah jadi kenyataan.