Konsep Manajemen Air Berkelanjutan

Konsep Manajemen Air Berkelanjutan – Dewasa ini air adalah bagian dari fokus Sustainable Development Goals SDG-2, SDG-6, SDG-11 dan SDG-12.
Air menjadi kebutuhan bagi beberap sektor utama seperti sektor pertanian, kebutuhan domestik, industri dan termasuk ekologi, yang terkadang saling berkompetisi satu dengan lainnya.
Padahal ketersediaan air sangat bervariasi dan sebagian hanya berupa sumber air yang bersifat sementara.
Kondisi menjadi lebih mengkhawatirkan dengan adanya kondisi di mana populasi manusia semakin bertambah khususnya di sebagian besar negara berkembang. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Oleh karena itu butuh suatu aksi untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih untuk saat ini dan masa yang akan datang. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Pada pembahasan ini kita akan membahas manjamen air dengan tujuan berkelanjutan baik pada lokasi perkotaan maupun daerah pinggiran.
Kita akan berfokus pada pengguna metode indeksasi untuk mengukur sejauh mana kesesuaian aksi dengan konsep keberlanjutan.
Selain itu kita juga akan membahas tantangan apa saja dalam mengaplikasikan aksi-aksi terkait untuk memperoleh gambaran kondisi mendatang.
Apa Itu Konsep Manajemen Air Berkelanjutan?
Sebagai permulaan, kita perlu mengakui bahwa masalah kesulitan air menjadi salah satu masalah yang ada di hampir semua negara di dunia.
Yang senantiasa menjadi masalah utama adalah adanya jarak yang senantiasa melebar karena beberapa faktor, antara ketersediaan air dan kebutuhan air. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Lebarnya jarak ini berasal dari beberapa masalah yang ada seperti, peledakan penduduk, kontaminasi pada badan air, percepatan pengembangan pembangunan dan perubahan iklim.
Padahal faktanya ketersediaan air bersih berada pada jumlah yang tetap dan justru semakin berkurang dengan minimnya kesadaran akan pengolahan dan penggunaan kembali air yang sudah kita gunakan.
Terutama dari sisi kontaminasi dari limbah industri yang terkadang mengotori sumber air yang sangat terbatas tanpa ada kontrol yang berarti. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Hal ini juga semakin mengkhawatirkan dengan adanya eksploitasi air tanah yang berlebihan tanpa ada kontrol yang efektif. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Pasalnya, pada beberapa daerah pinggiran, air-air yang sudah terkontaminasi ini menjadi sumber air utama untuk kebutuhan air minum.
Sayangnya, pada distribusi air pun, terjadi banyak kebocoran sehingga air bersih terbuang percuma dan tidak tergunakan dengan baik.
Sedangkan dari sisi industri, kebutuhan air tidak ada hentinya untuk mengimbangi kondisi kompetisi dalam pengembangan bisnis. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Menutup semua kondisi ini, ancaman dan krisis yang berasal dari perubahan iklim, juga menimbulkan bencana yang juga merusak kualitas sumber air.
Dengan semua kondisi ini, nyatanya, penanganan akan kondisi yang ada masih sangat minim terutama optimalisasi potensi-potensi air yang ada.
Oleh karenanya, sebuah konsep manajemen yang memiliki tujuan untuk menyediakan kuantitas air bersih yang sesuai dengan kebutuhan untuk semua sektor untuk sekarang dan yang akan datang menjadi penting.
Krisis Air Yang Akan Kita Hadapi
Sebelum memahami krisis air, perlu kita ketahui bahwa sejatinya, 2/3 dari permukaan bumi kita ini merupakan air.
Namun, sebaliknya, hanya 0.5% dari 2/3 total permukaan bumi tersebut yang merupakan air yang bisa kita gunakan atau air tawar.
Sementara itu, konsumsi air bersih semakin tahun semakin bertambah dan akan bertambah hampir dua kali lipat pada tahun 2050. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Hasilnya, pada tahun itu ada proyeksi akan ancaman kekurangan air yang akan menimpa separuh dari total populasi yang ada di bumi.

Dan sebagai contoh dari kurangnya manajemen pengelolaan air adalah India, di mana hampir 70% dari air permukaan yang menjadi sumber air justru terkontaminasi.
Manajemen Pengelolaan Air Berkelanjutan
Kondisi tersebut sejatinya sudah mendapat perhatian di mana pada Juli 2010, PBB mengeluarkan resolusi untuk mengatasi masalah air dan sanitasi.
Isinya menyatakan bahwa air bersih dan fasilitas sanitasi sesuai, adalah hak asasi manusia yang harus terpenuhi di semua wilayah. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Dengan demikian, pada resolusi tersebut ada kesimpulan bahwa, keberlanjutan dari sisi ketersediaan air dan sanitasi hanya tercapai dengan kondisi tertentu.
Manakala semua orang memiliki akses air bersih setidaknya 20-50 liter per hari dengan harga terjangkau, saat itulah poin keberlanjutan tercapai.
Pada pembahasan lain juga menjelaskan apa itu keberlanjutan pada pengelolaan air.
“Sebuah siklus yang mampu memenuhi kebutuhan akan air bersih dan saluran pembuangan dengan memastikan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.“
Poin terpenting pada konsep keberlanjutan adalah bagaimana sumber daya yang ada masih bisa memenuhi kebutuhan generasi mendatang.
Bukan hanya sumber daya saja, fasilitas pengelolaan sumber daya tersebut juga harus bisa bertahan untuk beberapa dekade berikutnya. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Namun, penjelasan sederhana di atas belum bisa mencakup semua sisi dari perhatian akan konsep keberlanjutan.
Konsep keberlanjutan pada perihal air dan sanitasi mencakup penggabungan beberapa disiplin ilmu yang bertujuan untuk kesetaraan ekonomi, sosial dan teknikal. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Indikasi Konsep Keberlanjutan pada Air
Secara sederhana kita mengenal istilah Sustainability Index (SI) untuk mengukur dan mengevaluasi sebuah kebijakan akan kesesuaian terhadap konsep keberlanjutan.
Setidaknya ada empat faktor yang dapat kita lihat yaitu reliabilitas dari sisi kuantitas, kemampuan untuk bertahan pada kondisi sulit dan pulih. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Kemungkinan-kemungkinan akan terkena faktor eksternal serta kemungkinan penyusutan.
Pengelolaan Air Berkelanjutan di Wilayah Perkotaan
Masalah yang menjadi ancaman pada wilayah perkotaan adalah peningkatan jumlah populasi oleh karena adanya urbanisasi. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Terutama pada negara-negara berkembang, perpindahan ke wilayah perkotaan pada tahun 2025 akan berkisar pada angka 50%. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Hal ini akan memungkinkan munculnya beberapa masalah yang berasal dari ketidaksetaraan yang ada di wilayah perkotaan. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Ketidaksetaraan ini berasal dari koneksi antara daerah perkotaan dan daerah pinggiran serta tumbuhnya perkembangan area perkotaan hingga ke perbatasan wilayah pinggiran.
Artinya, antisipasi untuk pengelolaan air yang memerhatikan konsep keberlanjutan sangat mungkin untuk diabaikan karena derasnya arus urbanisasi.
Masalahnya adalah pada wilayah perkotaan yang tidak mengimbangi percepatan tersebut, akhirnya kompetisi perebutan sumber air tidak terelakkan.
Pertanian tetap akan memerlukan air sementara pertambahan populasi penduduk perkotaan juga turut mengambil “jatah”air bersih. Konsep Manajemen Air BerkelanjutanKonsep Manajemen Air Berkelanjutan
Sehingga pada konsep di perkotaan, sistem sirkulasi penggunaan air menjadi solusi. Sistem sirkulasi ini harus memiliki karakteristik seperti
- mampu mengurangi konsumsi air,
- menggunakan kembali air yang sudah melalui proses pengolahan
- sirkulasi nutrisi dan material organik pada air
- dan memulihkan penggunaan energi
Selain itu, proteksi terhadap kemungkinan kerusakan akibat timbulnya bencana banjir juga perlu menjadi perhatian pada wilayah perkotaan.
Sebagai contoh di Windhoek, ibu kota Namibia, penggunaan air limbah yang sudah melalui proses pengolahan, diolah kembali untuk kebutuhan air minum dan air bersih sejak 1968.
Demikian halnya seperti di Singapura dengan skema NEWater yang mengolah hingga 40% air limbah untuk memenuhi kebutuhan air. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Begitu pula di India yang menggunakan sistem Reverse Osmosis dan juga Ultrafiltrasi untuk mengatasi kekurangan pasokan air. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Dan tentu air baku dari pengolahan ini berasal dari limbah dari saluran pembuangan dan dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri.
Pengelolaan Air Berkelanjutan di Wilayah Pinggiran
Berbeda dengan wilayah perkotaan yang umumnya merupakan dominasi dari penggunaan konsumsi dan industri, untuk wilayah ini lebih berfokus pada pertanian.
Pasalnya penggunaan air untuk pertanian pada sebagian besar negara berkembang masih jauh dari kata efisien.
Secara umum, teknik pertanian di wilayah ini sebgian besar mengadopsi konsep lama yang menggunakan banyak air. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Meski demikian pada pembahasan ini, konteks yang akan kita fokuskan adalah penggunaan air dalam sektor konsumsi saja.
Data pada tahun 2017 menunjukkan bahwa layanan penyediaan air bersih telah mengalami kenaikan dari 39% ke angka 53%.
Dan setiap tahunnya lebih banyak rumah tangga yang sudah terlayani oleh perusahaan penyedia air minum setempat.
Namun, tetap saja ada masalah yang membayangi pencapaian yang baik ini dari beberapa isu yang menjadi kendala pencapaian manajemen air berkelanjutan.
Mulai dari masalah perawatan fasilitas pengelolaan air, pengoperasian, dan manajemen finansial fasilitas pengelolaan air tersebut. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Masalah tersebut umumnya timbul karena adanya beberapa masalah seperti
- Rendahnya kepadatan penduduk, yang berbanding terbalik dengan kondisi perkotaan, dan mungkin juga merupakan dampak dari urbanisasi
- Pendapatan yang rendah
- Layanan yang tidak teregulasi dengan baik
- Masalah sumber daya manusia yang memiliki skill terbatas, yang juga merupakan dampak dari urbanisasi yang menjadikan SDM yang memiliki skill lebih memilih bekerja di perkotaan
Dan selain dari itu, masalah terkait analisis terintegrasi atas masalah-masalah ini juga jarang menjadi fokus di wilayah pinggiran.
Salah satu masalah unik yang juga muncul pada kondisi di wilayah pinggiran adalah, bagaimana kendala air lebih banyak pada masalah sanitasi. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Bahkan untuk air minum, justru lebih banyak tersedia daripada kelayakan fasilitas sanitasi, seperti toilet.
Hal ini yang akhirnya menyebabkan timbul masalah baru terkait kontaminasi pada air permukaan dan air tanah.
Penggunaan sumber air yang berasal dari air hujan untuk mengatasi masalah ini sudah mulai diterapkan di beberapa negara seperti Afrika Selatan, Tunisia dan India.
Dengan pengelolaan yang tepat, bukan hanya air limbah domestik yang dapat tertangani dengan baik, ketersediaan air untuk irigasi pertanian juga tersedia.
Dan terakhir, kondisi ini tidak lepas dari peran masyarakat untuk menjaga fasilitas yang tersesdia untuk mendukung interaksi mereka dengan air sebagai kebutuhan.
Tantangan Mencapai Konsep Manajemen Air Bekelanjutan
Perubahan iklim, menjadi tantangan pertama, dan senatiasa menjadi kekhawatiran banyak pihak yang juga akan mempengaruhi berbagai sektor lainnya.
Dan semua prediksi bermuara pada tahun 2050, di mana jika tidak ada aksi nyata terkait bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungan, sederet masalah akan menimpa umat manusia.
Yang paling terlihat jelas bagaimana perubahan iklim mempengaruhi siklus dan pemerataan curah hujan di sebagian wilayah yang sebelumnya memiliki curah hujan yang merata.
Ironisnya, ketidakmerataan curah hujan tersebut menjadikan banjir menerjang sebagian wilayah, sementara wilayah lainnya mengalami kekeringan.
Potret ini sudah terlihat sejak 2018 dan semakin terlihat jelas di tahun-tahun setelahnya.
Dan tentunya dengan kondisi demikian, kerugian dari sisi ekonomi juga tak terelakkan yang memberikan dampak pada persediaan pangan. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Dan pada titik ini, beberapa peneliti bahkan berpendapat bahwa kondisi ini tidak dapat dikembalikan, meski semua kondisi telah kembali normal.
Urbanisasi, Dua Sisi Koin
Percepatan urbanisasi juga menjadi tantangan bagi pengelolaan air yang mengusung konsep keberlanjutan.
Pasalnya seperti yang sempat kita singgung sebelumnya, bagaimana urbanisasi justru berpotensi memberikan tantangan pada konsep keberlanjutan terutama di wilayah pinggiran.
Di wilayah perkotaan pun, tantangan dari urbanisasi juga tentunya akan sangat nampak seperti
- Peningkatan kebutuhan secara langsung karena pertambahan populasi di wilayah perkotaan efek dari urbanisasi
- Selisih antara ketersediaan dan kebutuhan akan air yang makin membesar
- Perubahan gaya hidup yang mempengaruhi perubahan konsumsi air
- Peningkatan kebutuhan berbagai sektor industri
Dari potret beberapa contoh tantangan yang timbul tersebut sudah dapat kita rasakan bagaimana paradoks akan interaksi manusia dengan air terlihat.
Selain tantangan di atas, ada efek samping lain dari urbanisasi yaitu, bagaimana siklus hidrologi juga terdampak dan lebih tepatnya terganggu. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Padahal, meski wilayah perkotaan sarat akan kemajuan dan perkembangan pesat, nyatanya, perkembangan tersebut hanya pada sisi ekonomi saja.
Hal ini sangat berbanding terbalik dengan bagaimana masyarakat perkotaan menanggapi interaksi mereka dengan air.
Kata yang mungkin paling tepat adalah “enggan” karena merasa air berada begitu banyak di sekitar mereka, dan mereka mampu membeli air dengan harga sekalipun lebih tinggi.
Hal ini yang akhirnya juga menjadikan orientasi pengelolaan air dengan konsep keberlanjutan di wilayah perkotaan senantiasa mendapat tantangan-tantangan klasik.
Dengan pengembangan wilayah perkotaan, sudah dapat kita prediksi, bahwa wilayah resapan air berkurang dengan sangat drastis.
Berkurangnya wilayah resapan air tentu akan mengurangi ketersediaan dan regenerasi dari air tanah, yang juga mendapat tantangan berupa eksploitasi berlebihan, karena regulasi yang belum siap dengan ledakan populasi karena urbanisasi.
Kondisi ini, dapat kita lihat pada Kota Jakarta yang bukan hanya terdampak masalah air bersih, masalah geografi berupa penurunan level tanah juga terjadi.
Dengan demikian, urbanisasi layaknya dua sisi koin, di satu sisi menjadi bukti kemajuan dan pertumbuhan ekonomi, di satu sisi memberi tantangan yang tak kunjung selesai pada lingkungan.
Tantangan Lain yang Mungkin Terjadi
Tidak lain adalah masalah regulasi dan kebijakan yang senantiasa berkejaran dengan laju percepatan urbanisasi dan juga ledakan penduduk. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Kita sendiri pun tentu merasakan, seakan pekerjaan rumah tiada hentinya menghadapi perputaran kondisi kehidupan dari sisi sosio-ekonomi yang berdampak banyak pada lingkungan.
Oleh karena itu, sejatinya, semua pemangku kepentingan perlu memiliki kerangka kerja akan kebijakan yang memiliki tujuan yang jelas. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Ketidakjelasan tujuan ini dapat berakibat pada lahirnya kebijakan yang tidak sesuai sehingga bukan membantu mengentaskan masalah justru menjadi tantangan baru.
Di titik ini, tentu, poin politik sangat memainkan peran, dan tentu kita hanya bisa berharap-harap cemas dengan para pemangku kepentingan. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Solusi Apa yang Bisa Ditawarkan?
Ekonomi sirkular, sebuah konsep yang mungkin akhir-akhir ini mulai banyak kita dengar terutama di forum-forum keberlanjutan. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Melansir dari beberapa sumber, inti dari ekonomi sirkular adalah bagaimana menciptakan kegiatan ekonomi yang berfokus pada reduce, reuse dan recycle.
Sehingga dalam konsep pengelolaan air berkelanjutan, perilaku ekonomi masyarakat diharuskan untuk bisa menerima barang produksi hasil dari reuse dan recycle.
Di sisi lain, masyarakat juga harus “mengerem” konsumsi barang produksi tersebut dan ini bisa terjadi dengan sendirinya lewat skema kerangka kerja yang terintegrasi dari sisi kebijakan, ekonomi dan lingkungan.
Potret ini dapat kita lihat di beberapa negara maju yang memiliki ketersediaan air yang sedikit sehingga mereka menerapkan harga air pada produk yang menggunakan air.
Dari sini muncul solusi berikutnya yaitu integrasi pengelolaan dari berbagai sektor mulai dari pemegang kebijakan, ekonomi dan lingkungan. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Namun, pengelolaan terintegrasi ini kembali lagi, harus bersifat fleksibel dan mudah beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan dinamis. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Kesimpulan
Kekurangan air bersih, merupakan masalah yang ada di semua negara-negara berkembang khususnya di bagian selatan bumi. Konsep Manajemen Air Berkelanjutan
Perubahan iklim, urbanisasi dan ledakan penduduk yang semakin diperparah dengan kebijakan yang tidak sesuai akan menjadika krisis tersebut makin parah.
Selisih dari ketersediaan air dan peningkatan kebutuhan air juga semakin membesar, ditambah dengan fasilitas pengolahan yang tidak sesuai, selisih ini semakin bertambah besar.
Penting untuk mulai menerapkan ekonomi sirkular, manajemen yang terintegrasi dari semua sektor, dan pola pikir adaptif dalam menaggapi perubahan yang begitu cepat.
Dengan demikian, harapan untuk mencapai konsep manajemen air berkelanjutan dapat menjadi nyata yang menjadikan masyarakat sadar akan pentingnya menjaga sumber air yang tersedia.