
Layanan pengolahan air berpengalaman dapat membantu Anda dalam mengatasi masalah yang ada pada air dengan memberikan solusi terbaik. Masalah air dapat timbul karena kondisi yang terpengaruh dari berbagai faktor baik faktor alami maupun buatan. Mengutip dari beberapa informasi terkini, maka seperti kondisi bumi, kondisi air termasuk ke dalam periode Antroposen.
Antroposen adalah sebuah istilah yang belakangan menjadi perbincangan di kalangan ilmuwan terkait perubahan kondisi bumi. Salah satu lokasi yang memberi petunjuk terkait awal masuknya bumi ke dalam periode ini setelah periode holosen, adalah sebuah danau di Kanada. Pada lokasi-lokasi lainnya juga menunjukkan adanya perubahan kondisi bumi yang sudah terpengaruh oleh campur tangan manusia.
Sebelum era atau periode Antroposen, sejauh ini manusia berada pada era holosen atau zaman es. Antroposen sendiri memiliki definisi sebuah masa atau periode di mana aktivitas manusia telah mempengaruhi kondisi bumi. Beberapa ilmuwan mengatakan, salah satu faktor yang penting untuk menjadi pertimbangan dalam melihat bumi adalah melalui lingkup teknosfer.
Teknosfer atau juga bisa kita sebut antroposfer, juga berkaitan dengan bagaimana manusia memberi pengaruh terhadap kondisi suatu lingkungan. Sehingga, solusi terhadap masalah air pun sedikit banyak akan masuk ke dalam pembahasan ini. Kali ini kita akan membahas pula bagaimana solusi masalah air akan memberikan efek langsung pada perubahan geologi bumi.
Layanan Pengolahan Air Sederhana Berpengalaman
Pengolahan air sederhana sejatinya lebih kepada kompleksitas dari tujuan akhir yang bisa kita harapkan dari rangkaian perngolahan air. Untuk itu, pada pengolahan air sederhana, tidak banyak aspek dan faktor yang menjadi pertimbangan. Pertimbangan paling utama terletak pada bagaimana air dapat segera mungkin untuk bisa kita konsumsi dan tidak meninggalkan efek negatif.
Namun, poin efek negatif ini, senantiasa dinamis dan berkembang seiring dengan berkembangnya pengetahuan akan kesehatan tubuh dan lingkungan. Pengolahan yang dahulunya dapat terselesaikan hanya dengan menggunakan model pengolahan sederhana, sekarang telah berkembang. Berbagai jenis teknik dan metode pengolahan air berkembang ke arah yang lebih mengedepankan ke arah kualitas hidup.
Meski demikian, pada beberapa kondisi, kualitas hidup tersebut, juga turut berkembang dan menjadi lebih rumit dari sebelumnya. Pengolahan secara sederhana semakin jauh tertinggal pada beberapa sektor yang telah berkembang terlebih dahulu. Hal ini tak lepas, karena air memegang peranan penting dan sangat krusial di hampir seluruh sektor.
Pengolahan Air Menggunakan Media Filter
Pengolahan air menggunakan media filter, merupakan pengolahan dengan teknik paling sederhana, di mana, pengolahan bergantung pada kemampuan media. Media filter untuk pengolahan air memiliki berbagai jenis dan kegunaan yang harus kita sesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini berasal dari variasi permasalahan air yang begitu banyak karena kandungan kontaminan yang beragam.
Berbicara mengenai kontaminan pada air, hal ini dapat kita bagi menjadi dua jenis kontaminan utama yaitu organik dan anorganik. Kedua kontaminan ini sama-sama mampu untuk mengubah kondisi fisik pada air. Sehingga dapat kita sederhanakan, bahwa kondisi fisik air yang berubah, menandakan adanya kontaminan pada air.
Kontaminan pada air inilah yang mengawali ide untuk pengolahan air, sebab seperti yang kita singgung sebelumnya, aktivitas manusia sudah mulai mempengaruhi air. Sebut saja yang paling kita lihat adalah bagaimana kondisi eksploitas air tanah, menurunkan kualitas dan kuantitas air tanah itu sendiri. Berawal dari menurunnya aquifer, penurunan vegetasi dan berlanjut pada kekerasan tanah.
Pengerasan pada tanah, menjadikan air hujan yang turun, tidak mampu terserap ke dalam lapisan tanah, dan air hanya menguap atau kembali ke lautan.
Pasir Silika
Salah satu media yang paling sering kita temukan untuk pengolahan air sederhana menggunakan media filter adalah pasir silika. Meski sejatinya masih banyak kegunaan lain dari pasir silika, fungsi yang satu ini masih belum bisa tergantikan. Permukaan berpori serta daya tahan terhadap kondisi air yang buruk sekalipun, menjadikan pasir silika menjadi pilihan dalam proses pengolahan air sederhana.
Karbon Aktif
Karbon aktif layaknya pasir silika yang juga mendominasi media filter dalam proses pengolahan air karena karateristik adsorpsinya. Karakteristik ini memungkinkan karbon aktif untuk mengurangi kontaminan dalam air berupa warna dan juga bau. Media ini menjadi pilihan manakala sumber air yang akan kita olah memiliki kondisi fisik yang jelek pada aspek bau, warna dan juga rasa.
Iron Removal
Meski tidak sepenuhnya sederhana, akan tetapi media yang satu ini, menjadi pilihan bagi kondisi air yang memiliki zat besi tinggi. Zat besi tinggi kebanyakan dapat kita temukan pada sumber air yang berasal dari pengeboran sumur dalam. Kandungan zat besi dapat dengan mudah terlihat dari warna dan bau serta rasa air.
Water Softener
Seperti namanya, media ini berfungsi untuk mengurangi kesadahan pada air yang dominan berasal dari adanya kotaminasi kalsium atau kapur. Kapur dapat kita atasi dengan mengaplikasikan media filter berupa resin softener atau kation, yang akan menurunkan ion kalsium dalam air. Resin memiliki fitur untuk dapat kita gunakan kembali setelah jenuh akibat penggunaan selama beberapa waktu.
Pengolahan Air Menggunakan Media Penyaringan Berpori Khusus
Selain menggunakan media-media filter yang telah kami sebutkan sebelumnya, pengolahan sederhana juga dapat kita lakukan dengan penyaringan khusus. Media ini hampir sama secara prinsip kerja dengan media-media filter lain, hanya saja memiliki kerapatan pori yang bervariasi. Yang mana kerapatan tersebut masih lebih rapat dari pada pori-pori media filter konvensional.
Filter Bag
Filtrasi menggunakan media filter bag memiliki keunggulan karena media ini dapat kita cuci dan dapat bertahan lebih lama dari media lainnya. Akan tetapi, media ini memiliki keterbatasan terkait prinsip penyaringannya yang hanya mengandalkan pori seperti halnya silika. Namun berbeda dengan silika, selama kondisi material masih baik, setelah pencucian seksama, performa penyaringan akan kembali seperti sedia kala.
Mikrofiltrasi
Sesuai dengan namanya, media ini memiliki pori-pori berukuran mikro yang secara umum lebih rapat jika kita bandingkan dengan pasir silika. Kerapatan yang paling rapat bisa kita dapatkan hingga ukuran 1 mikron, ukuran ini bahkan lebih kecil dari pada spora jamur. Sehingga pada beberapa instalasi, jenis filter ini dapat dengan mudah kita temukan pada fasilitas kesehatan.
Layanan Pengolahan Air Lanjutan Berpengalaman
Layanan pengolahan air lanjutan, umumnya menargetkan hasil air yang lebih spesifik dari pada hanya sekedar bersih dan jernih. Pada tingkat ini, setidaknya, air harus memiliki ketentuan seperti bebas bakteri dan jamur, atau bebas kontaminasi berbahaya. Dengan demikian, kontaminasi yang ada tersebut, juga akan menumpuk dan juga akan terbuang.
Pembuangan “limbah” ini yang menjadikan pengolahan air lanjutan berbeda dengan pengolahan air sederhana sebelumnya. Setiap dari model pengolahan lanjutan ini, akan menghasilkan dua jenis air hasil berupa permeate dan concentrate. Permeate merupakan air dengan kontaminan dan kandungan zat dalam air minim, adapun concentrate adalah air dengan komposisi kandungan zat yang tinggi.
Ultrafiltrasi
Jenis pengolahan ini sedikit lebih baik dari sisi kerapatan pori berada di atas dari pada mikrofiltrasi. Pada produk di pasaran, ukuran dari pori-pori media ultrafiltrasi dapat mencapai 0.1 hingga 0.01 mikron. Tentunya kerapatan tersebut sudah sangat efektif untuk menyaring kandungan kontaminasi organik berupa mikroorganisme pada air.
Ultrafiltrasi memiliki rasio permeate dan concentrate yang tidak menjadikan banyak air baku yang menjadi concentrate. Pada produk tertentu, rasio keduanya dapat mencapai 90% permeate dan 10% concentrate. Sehingga dengan demikian, hanya 10% jumlah air dari air baku yang akan terbuang menjadi concentrate selama proses pengolahan.
Proses pengolahan menggunakan ultrafiltrasi juga bisa untuk dicuci dan memiliki masa pakai lebih lama dibandingkan mikrofiltrasi. Ultrafiltrasi juga lebih banyak berperan dalam proses pengolahan pre-treatment pada sistem pengolahan air bertekanan tinggi seperti Reverse Osmosis.
Nanofiltrasi
Tekanan kerja dari nanofiltrasi lebih tinggi daripada tekanan kerja ultrafiltrasi, dan juga bekerja dengan pori yang lebih rapat. Nanofiltrasi berada pada kerapatan 0.01 mikron sampai 0.001 mikron, dengan hasil air yang bebas dari kontaminasi organik dan anorganik pada beberapa jenis kontaminan anorganik. Umumnya, jenis pengolahan ini berguna untuk kebutuhan pengolahan makanan dan minuman.
Pengolahan makanan dan minuman yang menggunakan jenis filtrasi ini umumnya adalah produk olahan susu. Produk seperti susu murni, keju, yoghurt dan lain sebagainya. Proses kerja dari Nanofiltrasi ini juga akan meninggalkan konsentrat dari kontaminan yang tidak diinginkan. Rasio perbandingan permeate dan conecentrate berada pada angka 70% permeate dan 30% concentrate, angka ini masih variatif tergantung dari kerapatan pori dari membran nanofiltrasi.
Reverse Osmosis
Adalah pengolahan air lanjutan yang memiliki kerapatan pori paling rapat di antara semua jenis pengolahan air hingga angka 0.0001 mikron. Kerapatan ini bahkan mampu menyaring senyawa garam yang larut dalam air sekali pun. Ukuran pori yang sangat kecil ini umumnya bahkan mampu menjadikan bahan baku air tawar, payau maupun air laut menjadi air murni.
Air murni diperlukan pada banyak sektor industri untuk mendukung berbagai sistem dan operasional mesin yang bekerja. Hal tersebut umumnya memerlukan air murni dalam jumlah besar.
RO Air Tawar
Pembagian jenis ini berasal dari jenis air baku yang dapat diolah menggunakan pengolahan dengan teknik RO. RO air tawar dapat mengolah air dengan kategori tawar menjadi air dengan rendah mineral yang berguna untuk beberapa kegunaan. Salah satu kegunaan yang bisa kita lihat penggunaannya secara masih adalah, untuk kebutuhan air minum.
Air minum sejatinya terbagi menjadi banyak jenis, terdapat air minum dengan mineral dan air minum rendah mineral. Hal ini bergantung dengan kondisi tubuh manusia terhadap kandungan mineral dalam air yang terkandung selama proses pengolahan air. Bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan pada ginjal, air mineral tentu akan memperparah keadaan.
Air rendah mineral juga bisa untuk kita gunakan sebagai agen katalisator pada pelarutan bahan-bahan kimia. Dengan kontaminasi mineral yang minim, bahan-bahan tersebut akan lebih terkontrol ketika terjadi reaksi, sehingga tidak banyak residu yang tersisa.
RO Air Payau
Berada pada kategori pertengahan antara air laut dan air tawar, RO air payau umumnya menjadi kebutuhan pada fasilitas pelabuhan. Pelabuhan umumnya memiliki kondisi air yang dekat dengan muara sungai yang tawar tapi bertemu dengan air laut yang asin. Pertemuan dua jenis air menjadikan pengolahan tidak bisa kita lakukan dengan air tawar, dan mubazir dengan air laut.
Oleh karena itu, RO air payau hadir sebagai solusi untuk pengolahan air payau agar sumber air tidak terkendala oleh instalasi air bersih. Umumnya daerah pesisir sangat sulit mendapat air bersih dari penyedia layanan air bersih yang umumnya tawar. Dengan senantiasa mengandalkan transport air tawar ke lokasi bisnis, hal ini lama kelamaan akan menimbulkan pembengkakan biaya.
Biaya transport yang akan senantiasa meningkat dengan adanya peningkat harga dari bahan bakar karena ketersediaan yang semakin habis, menjadikan kenaikan biaya tidak terbendung. Hal ini harus dibaca dengan cermat oleh pelaku bisnis, dalam mempertibangkan investasi dari pengolahan air payau untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
RO Air Laut
Pengolahan air yang satu ini akan sering kita jumpai terutama di pembangkit listrik yang memerlukan air dalam jumlah besar. Untuk itu, pengolahan air mengandalkan air tanah tentu tidak sesuai dengan kebutuhan. Oleh karenanya, proyek desalinasi banyak kita temukan di pesisir-pesisir untuk memenuhi kebutuhan air untuk reaktor pembangkit.
Selain itu, pengolahan air laut juga sangat penting bagi perjalanan kapal, entah itu kapal penumpang ataupun kargo dan bisnis komersil lainnya. Terlebih kapal kargo yang menghabiskan hampir sepanjang waktu berada di lautan dan minim sandar. Hal ini mengharuskan sistem desalinasi air sudah terpasang pada kapal sebelum operasional berjalan.
Pengolahan air laut menggunakan sistem RO masih mendominasi sistem pengolahan air yang ada di sebagian besar fasilitas desalinasi. RO memiliki efektivitas dan efisiensi yang lebih baik dari sistem pengolahan air laut lainnya. Berbeda dengan sebagian sistem yang melibatkan temperatur tinggi, RO hanya memerlukan energi listrik untuk menggerakkan pompa.
Selebihnya, hanya ada satu masalah yang perlu kita tangani, yaitu masalah persediaan energi listrik. Karena konsumsi listrik pengolahan air laut cukup besar jika kita bandingkan dengan sistem lain, maka celah pengembangan sumber energi listrik harus diperhatikan. Karena seperti yang umum kita ketahui, sebagian besar energi listrik yang ada masih ditopang oleh PLTU, yang membawa emisi yang merusak lingkungan.
Layanan Pengolahan Air dengan Sistem RO Berpengalaman
Memilih layanan pengolahan air terpercaya dan berpengalaman sangat sederhana dan sangat mudah. Pengguna hanya perlu menghubungi kontak tertera dan berdiskusi dengan penyedia layanan terkait kebutuhan pengolahan air. Pengolahan air memang terkesan mudah, namun tidak dengan pengolahan air menggunakan sistem RO.
Kompleksitas dari sistem RO mengharuskan penyedia layanan mampu memahami kondisi air pra pengolahan dan pasca pengolahan. Terutama pasca pengolahan di mana air RO memiliki konsentrat yang bisa kita manfaatkan untuk kembali menjadi air baku atau untuk penggunaan lain. Pengolahan kembali menjadi air baku mengharuskan pengolahan air merubah konfigurasi sistem dan juga skema perawatan sistem.
Jangan menunggu hingga air mulai mengering dan mengolah air memerlukan investasi lebih mahal di masa depan. Perlombaan mengamankan air di masa sekarang, menjadi penentu posisi kita kelak di masa depan. Jangan terlena hanya karena curah hujan yang tinggi sebagai negara beriklim tropis, tapi waspadalah terhadap hujan yang tidak dapat memberi manfaat meski dengan curah hujan yang tinggi.